BlogPakistaji, – di aula Kantor Desa Pakistaji penuh sesak oleh para tokoh masyarakat, perangkat desa, ketua RT, dan tamu undangan. Di bawah gemerlap lampu dan semilir angin malam, sejarah baru sedang ditorehkan: Desa Pakistaji akhirnya mengumumkan perang besar melawan sampah rumah tangga!
Dalam Rapat Pleno Luar Biasa yang digelar Jumat malam mulai pukul 19.00 WIB, Desa Pakistaji menyatukan langkah, suara, dan tekad dalam misi besar: menyelamatkan lingkungan desa dari krisis sampah yang kian tak terkendali.
- Antusias Masyarakat Pakistaji dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga sangat Tinggi
- Masyarakat Desa Pakistaji Diedukasi tentang Pemilahan Sampah Organik dan Anorganik
- Musdesus Desa Pakistaji: Sepakat Bentuk Koperasi Desa “Merah Putih” sebagai Pilar Ekonomi Warga
- Generasi Z Tangguh, Sosialisasi Kreatif Bahaya Narkoba dan HIV/AIDS untuk Membangun Masa Depan Cerah
Dibuka dengan Semangat Kebangsaan, Diteguhkan dengan Komitmen Bersama
Acara dibuka secara khidmat dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Seluruh peserta berdiri tegap, menyuarakan semangat kebangsaan — seolah menguatkan bahwa perjuangan lingkungan ini adalah bagian dari cinta tanah air.
Kepala Desa Pakistaji, Bapak Chotibul Umam, S.IP (biasa dipanggil pak Umam), menyampaikan sambutan penuh semangat dan keprihatinan. Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa “persoalan sampah bukan hanya urusan petugas, tapi urusan kita semua sebagai warga Pakistaji yang cinta pada tanah kelahiran ini.”
“Kalau bukan kita yang bergerak sekarang, nanti kita hanya akan mewariskan tumpukan masalah pada anak cucu,” tegas Amrulloh disambut anggukan serius peserta.
Pulpen yang menari di atas kertas malam itu bukan sekadar tanda tangan – melainkan komitmen lintas kelembagaan untuk menata masa depan Pakistaji yang bersih dan sehat.
Langkah lanjutan pun langsung dirancang, tidak menunggu waktu:
- 
Penentuan road map layanan pengangkutan sampah. 
- 
Pembagian tempat sampah ke tiap RT dan lokasi strategis. 
- 
Jadwal pengangkutan rutin oleh driver UPT. 
- 
Kampanye besar-besaran tentang perubahan perilaku dan registrasi pelanggan. 
Semua ini dirancang untuk mengubah sistem, bukan sekadar mengangkat sampah.
Rapat ditutup dengan doa bersama. Wajah-wajah serius kini berubah menjadi optimis. Malam itu, aula Desa Pakistaji tak sekadar menjadi tempat rapat—ia menjadi saksi awal gerakan perubahan besar.
Kini, semua mata tertuju pada satu harapan: Desa Pakistaji menjadi pelopor pengelolaan sampah yang profesional, partisipatif, dan menginspirasi desa-desa lain di Banyuwangi. [TN.1/8]

 
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
       
Tidak ada komentar:
Posting Komentar