BlogPakistaji, Petani Desa Pakistaji Belajar Ubah Limbah Ternak Jadi Pupuk Organik yangBernilai Cuan – Pemanfaatan limbah ternak menjadi produk yang bernilai tambah semakin mendapat perhatian. Hal ini terlihat dalam kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik dari kotoran ternak yang dilaksanakan di Desa Pakistaji, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, pada Jumat (29/8/2025).
Kegiatan ini diikuti oleh petani ternak, anggota Kelompok Tani (Poktan) Pecari Jaya, serta Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Pakistaji. Suasana pelatihan berlangsung penuh keakraban di tengah hamparan sawah, menghadirkan suasana santai namun tetap serius dalam belajar.
Inisiatif dari Dosen Poliwangi dan Naya Naryo
Pelatihan ini merupakan inisiatif para dosen dari Politeknik Poliwangi Banyuwangi bersama dosen Program Studi Pengolahan Hasil Ternak, Naya Naryo dari Yogyakarta. Selain berbagi ilmu kepada petani, kegiatan ini juga menjadi bagian dari penelitian akademik mengenai pemanfaatan limbah kotoran ternak sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan dan ekonomis.
Menurut para narasumber, kotoran ternak sering kali dianggap limbah yang menimbulkan pencemaran lingkungan, padahal jika dikelola dengan tepat bisa menjadi komoditas berharga. Dengan teknologi sederhana, kotoran sapi maupun kambing dapat diolah menjadi pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kesuburan tanah serta mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
Baca Juga- Manfaatkan Pekarangan RUmah Untuk Tanaman Toga
- Makna Kemerdekaan di Era Digital tentang Literasi Informasi
- Bazar Beras Pemerintah Sukses Digelar di Desa Pakistaji, Bersama Yonif 515/UTY
Materi dan Praktik Langsung
Pelatihan ini dibagi menjadi dua sesi. Pada sesi pertama, peserta menerima materi teori seputar manfaat pupuk organik, proses dekomposisi kotoran ternak, serta teknik dasar pembuatan kompos.
Sesi kedua dilanjutkan dengan praktik langsung di lapangan. Peserta diajak membuat kompos secara berkelompok di salah satu kandang milik warga. Dengan arahan para dosen, mereka mempelajari cara mencampur kotoran ternak dengan bahan tambahan seperti jerami dan aktivator mikroba.
Metode praktik ini membuat peserta lebih mudah memahami proses, sekaligus menumbuhkan semangat untuk segera menerapkan ilmu tersebut di kandang masing-masing.
Antusiasme Petani Desa Pakistaji
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari warga. Para petani terlihat antusias mengikuti sesi demi sesi, bahkan aktif bertanya mengenai cara penyimpanan, waktu fermentasi, hingga potensi pemasaran pupuk organik.
Menurut Anam, sekretaris Poktan Pecari Jaya, pelatihan ini sangat bermanfaat bagi petani.
“Pelatihan ini membuka wawasan kami. Selama ini kotoran ternak dianggap limbah, padahal bisa diolah menjadi pupuk organik yang bermanfaat. Kami berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut dan mendukung kemandirian petani dalam menyediakan pupuk,” ujarnya.
Anam juga menambahkan bahwa kebutuhan pupuk organik semakin tinggi seiring meningkatnya kesadaran petani akan pertanian ramah lingkungan. Dengan kemampuan mengolah sendiri, petani tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga berpotensi menjadikan pupuk organik sebagai peluang usaha baru.
Baca Juga
- Konsumsi Protein Hewani (Kopeni) Dusun Kepuh Desa Pakistaji [KKN-UNTAG170845BWI]
- Pemanfaatan Platform E-commerce Dan Media Sosial Sebagai Sarana Pengembangan UMKM Di Desa Pakistaji
- Pembuatan Tempat Sampah Sementara Dusun Krajan Desa Pakistaji Bersama Perangkat Desa
Dampak Positif Bagi Lingkungan dan Ekonomi
Pupuk organik hasil olahan kotoran ternak memiliki berbagai keunggulan. Selain mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah, pupuk organik juga:
-
Memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kesuburan jangka panjang.
-
Mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia yang harganya kian mahal.
-
Menekan biaya produksi petani.
-
Meningkatkan kualitas hasil pertanian secara alami.
Bagi Desa Pakistaji, keberhasilan pelatihan ini diharapkan bisa menjadi langkah awal untuk menciptakan pertanian berkelanjutan yang ramah lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
Harapan ke Depan
Dengan adanya pelatihan ini, para dosen Poliwangi bersama Naya Naryo berharap hasil penelitian mereka tidak hanya bermanfaat di bidang akademis, tetapi juga memberi dampak nyata bagi masyarakat.
Sementara itu, petani Desa Pakistaji optimistis dapat mengembangkan produksi pupuk organik secara mandiri. Ke depan, Poktan Pecari Jaya berencana menginisiasi pembuatan unit produksi kompos skala kecil sebagai bentuk keberlanjutan program.
Baca Juga- Pakistaji Raih Juara Favorit Video Kreatif Radar Banyuwangi 2022
- Penyerahan Bantuan Peralatan Program Kanggo Riko Tahun 2022
- MTQ Tingkat Desa Pakistaji Berjalan Meriah
- Halal Bihalal Pemdes Bersama NU dan Ketakmiran 1443/2022
Kesimpulan
Pelatihan pupuk organik dari kotoran ternak di Desa Pakistaji menjadi contoh nyata sinergi antara akademisi dan masyarakat. Dengan dukungan ilmu pengetahuan dari kampus, petani mendapat bekal untuk mengelola limbah ternak menjadi produk bernilai tambah.
Melalui kegiatan ini, Desa Pakistaji tidak hanya berupaya menjaga lingkungan tetap bersih, tetapi juga melangkah menuju kemandirian pertanian dan peningkatan ekonomi warga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar