Cara Tepat Menangani Hama Tikus: Lindungi Tanaman, Jaga Lingkungan



"GERDAL" Gerakan Pengendalian "Hama Tikus" di laksanakan oleh Kelompok Tani "Pecari Jaya" Dusun Krajan Desa Pakistaji Kecamatan Kabat yang di koordinatori oleh PPL Dinas Pertanian Kecamatan Kabupaten Banyuwangi. [04/07]

BlogPakistaji: Hama tikus merupakan salah satu musuh utama bagi para petani. Tikus dapat merusak tanaman mulai dari masa semai hingga panen, terutama pada tanaman padi, jagung, dan palawija. Serangan hama tikus yang tidak terkendali bisa menyebabkan gagal panen dan kerugian besar bagi petani. Oleh karena itu, diperlukan cara penanganan yang tepat, terpadu, dan ramah lingkungan.

Mengapa Tikus Sulit Dikendalikan?

Tikus memiliki kemampuan berkembang biak yang sangat cepat. Mereka juga pintar bersembunyi dan beradaptasi di berbagai lingkungan, seperti sawah, kebun, pemukiman, bahkan saluran air. Untuk itu, penanganan tikus tidak cukup hanya dengan satu metode, tetapi harus dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan.


Strategi Penanganan Hama Tikus yang Efektif

Berikut beberapa cara penanganan tikus yang terbukti efektif, terutama dalam konteks pertanian di desa:

1. Gropyokan (Gugur Tikus Bersama-sama)

Ini adalah cara tradisional yang masih sangat efektif: warga bersama-sama turun ke sawah untuk memburu tikus secara manual. Gropyokan biasanya dilakukan pada pagi atau sore hari, dan menjadi ajang gotong royong yang juga mempererat hubungan antarpetani.

Petani bersama memburu tikus di ladang pertanian.


2. Penggunaan Burung Hantu (Tyto alba)

Burung hantu merupakan musuh alami tikus. Di beberapa desa, sudah dilakukan program pemasangan rumah burung hantu (rubuha) di sekitar areal persawahan. Satu ekor burung hantu dewasa bisa memangsa 5–10 ekor tikus per malam. Cara ini terbukti ramah lingkungan dan berkelanjutan.


3. Sanitasi dan Pengelolaan Lahan

Menjaga kebersihan saluran irigasi, memotong rumput liar, serta membuang tempat persembunyian tikus seperti jerami menumpuk, bisa menurunkan populasi hama. Pengaturan jadwal tanam yang seragam juga membantu memutus siklus hidup tikus.


4. Perangkap Tikus

Penggunaan perangkap tikus (tradisional maupun modern) dapat dilakukan secara mandiri di sekitar lahan pertanian atau pemukiman. Perangkap ini perlu dicek setiap hari agar efektif dan tidak membahayakan hewan lain.


5. Rodentisida (Racun Tikus) dengan Hati-hati

Jika terpaksa menggunakan racun tikus, pastikan digunakan dengan dosis dan cara yang benar. Hindari penggunaannya di dekat sumber air atau di lahan yang rawan dimasuki ternak dan hewan peliharaan. Konsultasikan dengan penyuluh pertanian sebelum penggunaan.

Penyuluh Pertanian memberikan arahan penangan hama tikus kepada petani.


6. Tanam Serempak dan Istirahat Lahan

Penanaman serempak dan pemberlakuan waktu jeda (istirahat) lahan juga merupakan strategi efektif untuk memutus rantai makan dan reproduksi tikus, karena mereka kehilangan sumber makanan dalam waktu bersamaan.


Penanganan Tikus di Pemukiman

Di lingkungan rumah atau desa, pencegahan bisa dilakukan dengan:

  1. Menyimpan makanan dalam wadah tertutup
  2. Menutup lubang dan celah pada dinding atau lantai
  3. Tidak menumpuk barang bekas yang menjadi sarang tikus
  4. Menggunakan kapur barus, minyak peppermint, atau jebakan

Penanganan hama tikus harus dilakukan secara terpadu, berkelanjutan, dan melibatkan partisipasi masyarakat. Gropyokan massal, pemasangan rumah burung hantu, menjaga kebersihan lingkungan, serta penggunaan teknologi sederhana merupakan langkah efektif untuk mengendalikan populasi tikus tanpa merusak alam.

Mari jaga lahan dan lingkungan kita dari serangan tikus!, dengan kebersamaan dan strategi yang tepat, hasil panen bisa lebih terjaga dan kesejahteraan petani meningkat. [TN22/7]


Tidak ada komentar: